Menjadi seorang Muslim adalah sebuah nikmat yang tiada
terhingga jika dibandingkan dengan dunia seisinya. Bagaimana tidak, Muslim,
-seorang yang beragama Islam/berserah diri kepada Allah swt- adalah golongan
yang mendapat keridhaan dari Allah swt. Jika Allah ridho, maka nikmat di dunia
dan akhirat sudahlah menjadi jaminan. Karena, untuk apa harta yang melimpah,
gelar atau pangkat yang tinggi, pujian dari orang sekitar kita, tapi jika Allah
tidak ridho, maka tidak ada yang bisa kita nikmati secara hakiki.
Menjadi seorang Muslim,
tentu memiliki ciri-ciri yang melekatinya. Ciri-ciri tersebut menjadi identitas
yang membedakan seorang Muslim dengan golongan/umat lainnya. InsyaAllah, Allah
memudahkan kita untuk menjadi seorang Muslim sejati, yang memiliki karakter
khusus seperti di bawah ini:
1. Benar
akidahnya (salimul akidah)
Perbaikan akidah adalah hal pertama yang
dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika menyebarkan ajaran Islam. Dan ayat – ayat Al-Quran
yang pertama diturunkan adalah ayat – ayat tentang akidah, yaitu penegakan
kalimat Laa ilaaha illallah. Hal
terpenting bagi setiap muslim adalah kelurusan akidahnya, karena kelurusan
akidah inilah yang akan menentukan arah gerak kemana seseorang akan melangkah,
sehingga secara langsung ia akan melaksanakan syariat Islam.
2. Benar
ibadahnya (shohihul ibadah)
Ibadah merupakan kebutuhan dan kepentingan
manusia. Ibadah seorang muslim harus benar, yaitu senantiasa niat ikhlas karena
Allah semata dan berdasarkan syariat Islam. Ibadah di sini adalah segala
sesuatu yang dicintai oleh Allah SWT, baik perkataan, keprasahan, dan
ketundukan yang sempurna serta membebaskan diri dari segala hal yang
bertentangan dan salah.
3. Kokoh
akhlaknya (matinul khuluq)
“Sesungguhnya
yang paling sempurna imannya dari orang-orang mukmin adalah yang paling
akhlaknya.” (HR. Abu Daud dan
Tirmidzi dari Abu Huroiroh) Kalimat diatas adalah sabda dari Rasulullah
SAW, manusia yang paling sempurna akhlaknya. Akhlak dan perilaku seseorang
merupakan cerminan dari kesempurnaan imannya. Untuk itu, kita harus senantiasa
menjaga akhlak kita, karena akhlak ini yang menentukan arah kehidupan kita. Dan
Islam telah mengatur setiap perilaku manusia dalam setiap aspek kehidupan ini.
4. Berwawasan
luas (mutsaqoful fikr)
Wawasan yang luas adalah hal yang penting
yang harus dimiliki setiap muslim, sehingga kita sebagai seorang muslim wajib
untuk menuntut ilmu, baik ilmu agama maupun ilmu yang lain. Sehingga kita akan
bisa memberikan kontribusi untuk agama dan bangsa kita melalui ilmu dan
pikiran-pikiran kita.
5. Kuat
fisiknya (qowwiyyul jism)
Rasulullah telah menegaskan betapa
pentingnya seorang muslim untuk menjaga kesehatan tubuhnya. Karena dengan tubuh
yang kuat dan sehatlah kita bisa melaksanakan ibadah dan kewajiban-kewajiban
kita dengan baik dan sempurna. Sedangkan jika kondisi kita sedang sakit, maka
aktivitas kita tidak akan berjalan maksimal. “Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada mukmin
yang lemah, pada keduanya ada kebajikan.” (HR. Muslim).
6. Mandiri
kehidupannya / bisa mencari nafkah (qadirun ‘alal kasbi)
Seorang muslim haruslah bisa kreatif,
inovatif, dan produktif sehingga ia mampu untuk memenuhi kebutuhan materinya
sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain. Rasulullah dan para sahabat
telah memberikan contohnya. Di sela-sela aktivitas dakwahnya yang berat, beliau
mampu memanfaatkan peluang ekonomi yang ada. Sehingga seorang muslim harus bisa
menunjukkan potensinya dalam dunia ekonomi juga.
7. Bermanfaat
bagi orang lain (nafi’un lighairihi)
“Khairunnas
anfa’uhum linnas.” (HR. Ahmad dan
Thobrani). Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk orang
lain. Seorang muslim yang ideal adalah seorang yang bisa jadi problem solver
bukan trouble maker apalagi lari dari permasalahan. Tapi buat diri kita menjadi
seorang muslim ideal yang bisa memberikan kontribusi terhadap masyarakat
sekecil apapun itu.
8. Menjaga
dengan sungguh-sungguh waktunya (harisshun ‘ala waqtihi)
Allah SWT menegaskan bahwa manusia yang
melalaikan waktunya akan berada dalam kerugian yang besar. Waktu sangat penting
untuk kita jaga. Karena seorang muslim yang ideal selayaknya mampu untuk
memanfaatkan dan memelihara waktunya untuk hal-hal yang produktif agar kita terhindar
dari kalalaian yang akan membawa kita pada hal yang sia-sia dan tidak
bermanfaat. Pepatah bilang waktu ibarat pedang, jika tidak ditebaskan dengan
tepat, maka justru pedang itulah yang akan menebasnya.
9. Bersungguh-sungguh
mengendalikan hawa nafsu (mujahidun linafsihi)
Kita semua tentu masih ingat, baha manusia
memiliki dua potensi, yaitu fujur dan taqwa. Karena itulah diri manusia harus
senantiasa dikontrol agar apa yang dikerjakannya sesuai dengan nilai-nilai
ajaran Islam. Tidak menyimpang mengikuti hawa nafsunya belaka. Dan sesungguhnya
seseorang yang kuat ialah yang paling bisa menahan hawa nafsunya.
10. Teratur
segala urusannya (munaazham fii syu’unihi)
Kita sebagai seorang muslim hendaknya bisa
memberikan yang terbaik untuk Islam. Untuk itu, kita harus bisa memberikan
citra positif. Islam itu akan dilihat dari orang –orang yang ada di dalamnya.
Kita harus bisa mencitrakan Islam dan salah satu caranya adalah dengan
senantiasa memperbaiki diri kita, baik pemahaman terhadap Islam sendiri maupun
secara fisiknya.