Inilah kisah seorang pahlawan legendaris muslim, Suhail Bin Amr. Dia seorang ahli pidato Quraisy yang terbesar, yang beralih menjadi seorang ahli pidato ulung diantara ahli-ahli pidato Islam. Awalnya, dia adalah seorang musyrik yang fanatik beralih menjadi seorang mukmin yang taat, yang kedua matanya tak pernah kering dari menangis karena takutnya kepada Allah SWT. Dia juga salah seorang pemuka Quraisy yang disegani.
Saat perang Badar, Suhail Bin Amr menjadi tawanan kaum muslimin. Umar Bin Khathab berkata kepada Rasullah Saw, "Wahai Rasullah, biarkan aku menjatuhkan dua gigi depan Suhail supaya dia tidak menghinamu lagi saat ini."
Rasulullah Saw menjawab, "Jangan Umar. Saya tak hendak merusak tubuh seseorang. Karena nanti Allah akan merusak tubuhku, walaupun saya ini seorang nabi. Semoga suatu saat Suhail Bin Amr akan berada dalam kondisi yang engkau sukai."
Saat perjanjian Hudaibiyah,Suhail Bin Amr kembali berkonfrontasi gengan kaum muslimin. Dia menjadi juru bicara dari kalangan musyrikin. Perjanjian Hudaibiyah yang terjadi pada bulan Zulkaedah tahun ke enam hijrah (628 M) ditandatangani antara pihak Musryikin Mekah yang diwakili oleh Suhail Bin Amr dengan Rasulullah. Perjanjian ini berisi janji untuk melakukan genjatan senjata selama sepuluh tahun.
Selama sepuluh tahun ini orang Islam dibenarkan memasuki Mekah pada tahun berikutnya. tinggal di Mekah selama tiga hari saja dengan hanya membawa senjata bersarung, bekerjasama kepada perkara yang membawa kebaikan. Orang Quraisy yang lari ke pihak Islam dikembalikan semula dan orang Islam yang lari ke pihak Quraisy tidak perlu dikembalikan. Kedua belah pihak boleh membuat perjanjian dengan kabilah Arab tetapi tidak boleh membantu peperangan.
Ucapan Nabi kepada Umar saat perang Badar tentang Suhail Bin Amr terbukti saat Fathul Mekah tahun 8 H. Setelah masuk Islam, kehidupan Suhail Bin Amr benar-benar berubah. Dia menjadi seorang yang pemurah, dermawan, banyak melaksanakan shalat, puasa, sedekah, membaca Al-Quran dan menangis karena takut kepada Allah SWT. Dia adalah seorang pejuang yang gagah berani dan perkasa di medan laga. Dia juga menjadi seorang ahli pidato yang sangat terkenal dalam Islam.
SYAHID DALAM KESETIAAN
Suhail Bin Amr memperoleh syahid pada saat perang Yarmuk tahun 15 H. Dia mati syahid bersama Ikrimah Bin Abi Jahal dan Al Harits Bin Hisyam. Saat itu mereka bertiga kehausan. Para sahabat membawa air kepada Ikrimah. Melihat Suhail kehausan, Ikrimah meminta memberikan air itu kepada Suhail Bin Amr. Suhail Bin Amr sangat ingin minum. Namun di titik nafas penghabisan itu dia melihat Al Harits Bin Hisyam juga sedang kehausan. Dia minta air itu diberikan saja kepada Al Harits. Ketika air itu tiba, ternyata Al Harits sudah meninggal. Lalu air itu segera dibawa ke Ikrimah lagi, ternyata dia sudah tak bernafas. Segera saja air itu langsung dibawa kepada Suhail Bin Amr, ternyata kondisi Suhail Bin Amr pun sama, sudah tak bernyawa.
Akhirnya, mereka bertiga syahid tanpa ada satu pun yang meminum air tersebut. Mereka meninggal dalam pengorbanan dan kesetiaan kepada sahabat. Dan di sanalah nilai sebuah kekuatan pengorbanan dan kesetiaan dalam dakwah dan ukhuwah.
Akhirnya, mereka bertiga syahid tanpa ada satu pun yang meminum air tersebut. Mereka meninggal dalam pengorbanan dan kesetiaan kepada sahabat. Dan di sanalah nilai sebuah kekuatan pengorbanan dan kesetiaan dalam dakwah dan ukhuwah.