Kayu adalah salah
satu bahan bangunan yang sampai sekarang masih populer. Dalam pembuatan gedung
biasanya kayu dijadikan bahan pembuat kusen, daun pintu, daun jendela, rangka
atap, kuda-kuda dan lain sebagainya.
Tetapi kekurangan kayu adalah cepat rusak dan
lapuk karena jamur, serangga, dan lain-lain. Untuk mencegah kerusakan tersebut,
sebaiknya kayu diawetkan terlabih dahulu.
Berikut ini adalah cara pengawetan kayu :
·
Pemulasan
dan penyemprotan
Cara pengawetan ini adalah cara pengawetan
yang paling sederhana, tapi cara pengawetan dengan penyemprotan dan pemulasan
ini tidak efektif karena pengawet yang masuk dan menyerap dalam kayu hanya
sedikit dan pengawet ini mudah luntur. Keuntungan cara pengawetan pemulas dan
penyemprot ini adalah alat yang digunakan sederhana, serangan perusak kayu
tidak ganas dan pengawetan kayu yang sudah terpasang.
Contoh pengawetan ini adalah pelapisan cat
pada kayu, melabur kayu dengan ter dan lain sebagainya.
·
Perendaman
Cara pengawetan kayu dengan cara perendaman
adalah kayu direndam dalam bak larutan bahan pengawet yang telah ditentukan
kepekatan selama beberapa hari, dengan catatan kayu harus terendam semua.
Pengawetan kayu dengan rendaman ada tiga cara,
yaitu : rendaman dingin, rendaman panas dan rendaman panas dingin.
Cara rendaman dingin dapat dilakukan dengan
bak dari beton, kayu atau logam anti karat. Sedangkan cara rendaman panas
atau rendaman panas dan dingin lazim dilakukan dalam bak dari logam.
Bila jumlah kayu yang akan diawetkan cukup
banyak, perlu disediakan dua bak rendaman (satu bak untuk merendam dan bak
kedua untuk membuat larutan bahan pengawet, kemudian diberi saluran
penghubung). Setelah kayu siap dengan beban pemberat dan lain-lain, maka bahan
pengawet dialirkan ke bak berisi kayu tersebut.
Cara rendaman panas dan dingin lebih baik dari
cara rendaman panas atau rendaman dingin saja. Penetrasi dan retensi bahan
pengawet lebih dalam dan banyak masuk ke dalam kayu. Larutan bahan pengawet berupa
garam akan memberikan hasil lebih baik daripada bahan pengawet larut minyak
atau berupa minyak, karena proses difusi. Kayu yang diawetkan dengan cara
ini dapat digunakan untuk bangunan di bawah atap dengan penyerang perusak
kayunya tidak hebat.
·
Vakum
(cara moderen)
Cara pengerjaan pengawetan vakum ini adalah :
1. Kayu dimasukan ke dalam tangki tertutup rapat
2. Dilakukan pengisapan udara (vakum) dalam
tangki dengan tekanan 60 cm/Hg kurang lebih 90 menit
3. Sambil dalam proses vakum, masukkan bahan
pengawet kedalam tangki sampai penuh.
4. Setelah penuh, hentikan proses vakum dan ganti
dengan tekanan kurang lebih 15 atmosphere
5. Hentikan proses tekanan dan keluarkan bahan
pengawet
6. Terakhir lakukan proses vakum dengan tekanan
40 cm/Hg untuk membersihkan permukaan kayu dari bahan pengawet
Kelebihan dari proses pengawetan ini adalah
penetrasi dan retensi bahan pengawet tinggi sekali, waktunya singkat dan dapat
mengawetkan kayu basah atau kering.
Kekurangan dari pengawetan ini adalah biaya
yang dikeluarkan mahal, dibutuhkan ketelitian tinggi dan pengawetan dengan cara
ini digunakan untuk perusahaan komersil.
Sumber : ilmutekniksipil.com